Mungkinkah Lebaran Tahun 2022 Ini Bisa Mudik? Ini Pandangan Para Ahli

 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Lebaran 2022 bisa saja dihadapi dengan berbeda.

Hal tersebut bergantung pada capaian target vaksinasi dosis kedua pada akhir April nanti.

Pemerintah sendiri memiliki target untuk menyelesaikan suntikan dosis kedua sebanyak 70 persen dari populasi pada akhir April 2022.

“Lebaran kali ini bisa kita hadapi dengan berbeda, dibandingkan Lebaran sebelumnya. Dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, (27/2/2022).

Dua tahun sebelumnya, Lebaran diwarnai dengan pengetatan dan larangan mudik. Larangan mudik diterapkan mulai 6-17 Mei 2021 guna mencegah lonjakan kasus Covid-19.

Lantas, bagaimana pandangan ahli mengenai mudik Lebaran 2022?

Pandangan ahli

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menganalisis, arus mudik saat ini akan sulit untuk dihindari.

Penyebabnya, tahun ini adalah Lebaran tahun ketiga sejak pandemi menyerang dan hasrat masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran akan semakin besar.

“Secara realistis arus mudik saat ini sulit untuk dihindari, dicegah juga sulit. Tahun ketiga ini, animonya besar sekali, semakin besar malahan,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com (28/2/2022).

Namun, Dicky berprinsip bahwa setiap potensi yang bisa dicegah lebih baik dicegah.

Menurutnya, jika bisa meminimalisasi pergerakan besar yang kemungkinan memasifkan penyebaran virus corona, itu akan jauh lebih baik.

“Oleh karena itu, jelas kalau anjuran (mudik) jangan ada, melarang saya kira juga sulit,” tuturnya.

Pengetatan dengan vaksinasi

Dicky mengatakan, mudik dapat dilakukan jika tren kasus Covid-19 sudah melandai di daerah-daerah.

Dengan catatan, pemerintah tetap melakukan pengetatan dengan hanya mengizinkan orang berstatus vaksinasi lengkap yang mudik Lebaran.

Masyarakat yang melakukan mudik juga harus senantiasa menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5 M).

Sementara itu, menurut pandangannya, saat ini Indonesia sedang dalam tahap pemulihan.

Jika semua pihak disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan, puasa tahun ini akan relatif lebih tenang.

“Relatif tenang dengan protokol kesehatan. Risikonya membaik saat puasa, tapi saya mengingatkan kita semua harus sabar dan menahan diri. Kalau bisa tidak mudik, ya jangan,” imbau Dicky.

Sekali lagi dirinya mengingatkan, meski sudah landai, kewaspadaan akan penyebaran virus corona tetap harus dibangun.

“Sehingga, masyarakat tidak abai. Bahkan meski cakupan vaksinasi meningkat, kalau bisa membatasi diri itu lebih baik,” tegasnya.

Komentar